Senin, 10 Mei 2010

kelompok 14, manajemen harapan

BAB 14

MANJEMEN HARAPAN

All human wisdom is summed up in two words wait and hope.

Alexander Dumas

● HARAPAN DAN REALITAS

It is never to late - in fiction or in life – to revise.

Nancy Thayer

Pengalaman dan pengetahuan bisa membentuk ekspektasi. Ekspektasi sesungguhnya adalah sesuatu yang wajar, yang dibentuk berdasarkan hitung-hitungan logis-rasional. Ekspektasi yang didukung oleh dorongan-dorongan yang sifatnya emosional akan membentuk hasrat harapan (hope). Harapan-harapan ini biasanya sudah diwarnai taburan bunga-bunga indah tentang sesuatu di masa depan. Ekspektasi berubah warna menjadi hasrat harapan antara lain, karena proses komunikasi yang dibumbui oleh pencitraan. Harapan sesungguhnya adalah modal yang bagus untuk merangsang perubahan, jika tujuannya melibatkan mereka sebagai salah seorang aktor dalam perubahan itu sendiri, tetapi akan menjadi beban manakala peserta pasif dan hanya menunggu atau mendengar. ..

  • HARAPAN DAN TEORI ATRIBUSI

Teori atribusi dalam hal ini, memperkenalkan dimensi-dimensi penyebab (causal dimensions) seperti locus of control, durasi, dan kemampuan mengendalikan.

  1. Locus of control
  2. Durasi
  3. Kendali

Untuk mengendalikan harapan, seorang pemimpin dapat mengkomunikasikan upaya-upaya yang telah dilakukan serta menjelaskan penyebabnya.

“Mengurangi perasaan negatif atau memberikan hal yang lebih positif”

Manusia pada umumnya dapat merasakan hal-hal yang negatif yang membuat dirinya merasa segera dan perlu untuk berubah atau diubah. Selain tingkat kepuasan, seorang pemimpin harus mengetahui satu hal lagi yaitu, dimensionalitas kepuasan dan atau ketidakpuasan. Jacoby (1976) memperkenalkan konsep facilitation dan inhibition yang bertemu pada titik netral (zero point) dimana tidak ada kepuasan, tapi juga bebas dari ketidakpuasan. Menurut konsep ini, pertama-tama seorang pemimpin harus membersihkan diri dari kekecewaan masa lalu, memperoleh kepercayaan, dan memaafkan masa lalu.

Dengan kata lain membersihkan segala perasaan ketidakpuasan dan kekecewaan dan merestorasi segala kerusakan di masa lalu. inhibition adalah kegiatan restorasi, memperbaiki yang rusak serta mengembalikan sistem agar kembali bekerja seperti seharusnya atau membangun sistem baru atau yang lebih baik. Berikut ini menunjukkan langkah-langkah yang diambil pada taha inhibition dibandingkan dengan facilitation.

Langkah-langkah dalam inhibition & facilitation


Membersihkan inhibition

· Membersihkan hati, dari amarah, dendam, dan sakit hati.

· Meminta maaf dan memaafkan (rekonsiliasi).

· Memperbaiki sistem yang rusak.

· Membawa kasus-kasus yang terbengkalai ke meja perundingan dan peradilan.

· Memperbaiki pelayanan agar lebih tertib dan teratur.

· Membuang nilai-nilai lama yang membuat rasa tidak percaya dan tersekat-sekat dalam kotak pemisah.

Menciptakan facilitation

ü Mengankat pejabat yang bersih dan capable secara terbuka.

ü Merumuskan strategi baru.

ü Memberikan penghargaan.

ü Mengumumkan hasil-hasil program “pembersihan”

ü Memberikan service yang lebih memberikan “surprise” positif, dan menyenangkan.

ü Menumbuhkan kultur kerja yang positif dan kompetitif.



Membuang faktor-faktor inhibition dapat mencegah dan mengatasi ketidakpuasan, tetapi tidak menciptakan kepuasan-kepuasan baru.

Perubahan memerlukan skala prioritas, dan prioritas pertama adalah menyelesaikan masalah-masalah masa lalu dan berdamai dengannya.

Memelihara Harapan

Harapan bukan hanya perlu dikendalikan melainkan terus dipelihara, karena harapan yang positif dapat menjadi lokomotif penggerak untuk menciptakan perubahan. Dengan demikian, pemimpin perubahan perlu terus memlihara harapan.

Struktur Harapan

Struktur gerakan harapan dimulai dengan adanya seorang pemimpin yang memberikan stimulus kepadea audience tentang perlunya perubahan. Ia menunjukkan kontras antara kondisi hari ini dengan gambaran yang lebih baik di masa depan. Kalau hal ini dilakukan secara berulang-ulang maka ia bisa menimbulkan harapan-harapan baru. Harapan dapat juga menimbulkan dorongan-dorongan kalau dipicu dengan rasa tidak puas terhadap kondisi sekarang. Ada dua hal yang membuat manusia tidak puas terhadap kondisi sekarang, yaitu:

1. Faktor ekternal

Adalah hal-hal yang datang dari luar, misalnya Anda biasa bepergian ke luar negri atau membaca berita-berita tentang hal yang terjadi di luar negeri.

2. Faktor Internal

Adalah yang mampu menggerakkan perubahan dapat berupa hal-hal, seperti merasa diperlukan tidak adil, merasa bisa lebih baik, dan sebagainya. Gerakan tersebut baru bisa berhenti ketika seseorang merasa sudah memperoleh apa yang ia inginkan, berupa insentive object. Tetapi bisa juga berhenti sebelum semua itu dicapai karena manusia mengalami keputusasaan dan merasa upayanya sia-sia.

Mencegah Keputusasaan

Untuk memelihara harapan agar terus bergerak maka pemimpin perubahan harus melakukan upaya-upaya yang bersifat pencegahan terhadap rasa putus asa para pengikutnya. Rasa putus asa yang dialami para pengikut bisa mengakibatkan seorang pemimpin gagal menyelesaikan perubahan (failure to finish). Ada dua tekanan yang dapat mengakibatkan seseorang kehilangan asa, yaitu :

1. Keletihan (getting tired)

Manusia menjadi letih pertama-tama karena perubahan bukanlah sekedar tranformasi organisasi (reorganisasi). Perubahan pada dasarnya menyangkut manusia, yaitu perubahan tentang cara berpikir dan bertindak. Beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah :

a. Perubahan tidak memberikan titik terang

b. Terlalu sering berganti arah dan pimpinan.

c. Berjalan tanpa keyakinan

2. Hilang Arah (getting lost)

Menciptakan Harapan-Harapan Baru

Karena harapan memerikan dorongan dalam perubahan maka seorang pemimpin harus kreatif memciptakan impian-impian baru.

Hal-hal yang Kasatmata Membangun Optimisme

Pemimpin pada dasarnya adalah orang-orang khusus yang bekerja dengan visi. Dengan visi itu seorang pemimpin mampu melihat dengan mata “posibility”, yaitu sesuatu yang belum terlihat secara kasatmata, tetapi “tampak terang” di otaknya. Para pengikut melihat progress melalui mata persepsi, yaiutu apa yang secara riil terlihat dimata mereka.

Pemimpin dapat menggunakan komunikasi simbolik atau membangun hala-hal yang tampak secara kasatmata untuk menunjukkan progress sehingga pengikut-pengikutnya tetap bersemangat.

Pemimpin dapat menunjukkan simbol-simbol perubahan atau sesuatu yang berubah secara bertahap dengan berbagai hal, seperti:

· Mengubah logo. Logo adalah bagian dari corporate identity yang tampak secara kasatmata. Logo adalah simbol yang paling gampang sekaligus yang paling sulit untuk diubah. Disebut gampang karena simbol adalah simbol yang paling mudah dilihat publik (internal maupun eksternal). Mengubah identitas fisik nonlogo. Selain mengubah logo, ada bentuk-bentuk fisik lain yang dapat dilihat secara kasat mata untuk diubah.

· Memperbaiki pelayanan. Dimulai dari proses pengambilan keputusan yang lebih cepat, penempatan petugas yang menangani komplain, penetapan program excellent service, perbaikan delivery time dan ketepatan waktu, pemberian sentuhan yang lebih baik dlam pelayanan, dan sebagainya.

· Meremajakan produk dan merek (brand/product rejuvenation). Menumbuhkan kepercayaan dan harapan baru denagn meremajakan produk anda, baik dengan memunculkan produk-produk baru yang lebih inovatif, mengubah tampilan (kemasan), ukuran, bintang iklan, dan cara berkomunikasi dengan pasar

· Memperbaiki kebersihan dan ketertiban. Pemimpin bisa menertibkan semua ini dengan mudah dan menunjukkan keseriusannya dengan membuat semua prosedur kerja dan fisik yang lebih tertib dan bersih.

· Meningkatkan penampilan/keberadaan (availability). Meningkatkan keberadaan produk pada outlet-outlet yang dengan mudah terlihat pasar bisa menimbulkan pengaruh yang sangat besar, baik bagi publik/konsumen maupun karyawan.

ANCAMAN DIBALIK HARAPAN

We want to create hope for the person...

We must give hope, always hope.

Bunda Teresa

Refusal to hope is nothing more than a decision to die

Pearl S. Buck

Manajemen harapan menjadi sangat penting mengingat tidak semua harapan itu dapat dipenuhi.

Mitos-mitos perubahan, yaitu antara lain:

Mitos kesatu: perubahan selalu ditandai dengan kehidupan yang lebih baik. Perubahan memang “menjanjikan” kemajuan dan kesejahteraan, tetapi tidak “ditandai” dengan kenikmatan yang leih baik seketika. Bahkan dalam banyak hal justru menuntut pengorbanan, disiplin, dan komitmen dari semua pihak.

Mitos kedua: perubahan hanya dapat dilakukan oleh orang-orang muda. Perubahan memang diminati oleh kaum muda dan sangat dirasakan oleh kaum tua, tetapi atas dasar ini tidak dapat disimpulkan bahwa kaum tua selalu anti perubahan. Kaum muda dan kaum tua sama-sama punya kesempatan yang besar untuk menggoreskan pena emasnya melalui sebuah karya perubahan

Mitos ketiga : Perubahan hanya dilakukan kalau ada “masalah” serius.

Banyak orang berpandangan perubahan atau manajemen perubahan hanya dipakai pada saat suatu instansi sedang menghadapi masalah besar. Jadi, kalau ada krisis kata mitos itu, perubahan tidak diperlukan. Tentu saja ini tidak benar. Perubahan harus dilakukan setiap saat agar institusi “fit” dengan kebutuhan lingkungan.

Mitos keempat : Saya diangkat untuk melanjutkan hal-hal yang dirintis para pendahulu saya

Penggantiaan pimpinan, di manapun juga, ditujukan bukan sekedar untuk memensiunkan atau mempromosikan pemimpin lama pada posisi yang lebih tinggi lagi, melainkan upaya otoritas untuk meremajakan organisasi.

Peremajaan berarti perubahan, yaitu membuat institusi tampak lebih segar, lebih gesit, lebih responsive, dan lebih menguntungkan. Jadi, seorang pemimpin diangkat untuk menggantikan pemimpin yang lama, untuk menciptakan suatu perubahan, bukan untuk menjadi status quo.

Mitos kelima : Perubahan berarti PHK

Pada akhir abad ke-20, perubahan hampir selalu diikuti dengan program PHK. Awalnya dulu dikenal dengan istilah downsizing, yang artinya “perampingan” atau pengurangan beban, termasuk jumlah SDM yang dinilai telah terlalu besar.

Setelah istilah downsizing, dunia bisnis juga mengenal istilah reengineering, yang artinya membongkar kembali organisasi agar lebih lincah bergerak. Tetapi perubahan tidak selalu berarti downsizing atau reengineering. Perubahan juga bisa berarti upsizing atau menambah jumlah orang karena perusahan mengalami kemajuan.

Dengan memerhatikan mitos-mitos tersebut maka pemimpin harus bertindak dengan sangat bijak karena masyarakat pengikut/bawahan/ konsumen tidak sepenuhnya dapat menerima begitu saja konsekuensi-konsekuensinya.

Untuk itu pemimpin perlu berkomunikasi dengan jelas, tidak hanya menyampaikan secara transparan hasil-hasil perubahan, melainkan juga upaya-upaya yang telah dilakukan beserta alas an-alasan logis (logical reasoning) di balik berbagai upaya dan kejadian tersebut. Pemimpin yang bijak tidak akan membiarkan pengikutnya terus-menerus hidup dalam mitos.

Hidup dalam alam yang riil adakalanya sangat menakutkan. Tetapi sesungguhnya ia tidak lebih menakutkan dari yang dipikarkan. Membiarkan para pengikut hidup dalam ilusi adalah sama dengan membuang waktu sia-sia tanpa memberikan kesempatan untuk bangkit menghadapinya. Dunia riil bisa menyulitkan, tetapi apapun nama dan persoalannya, ia sungguh-sungguh riil.

21 komentar:

  1. Seseorang dapat mencapai perubahan sesuai dengan apa yang ia inginkan apabila sebelumnya ia mendisain terlebih dahulu kesuksesan, keberhasilan, atau prestasi tersebut dalam pikirannya. Seseorang perlu merekam capaian prestasi atau kesuksesan yang ingin ia raih dalam imajinasinya.

    BalasHapus
  2. tapi sebuah kesuksesan atau keberhasilan tidak bisa begitu saja di raih, banyak sekali halangan dalam sebuah pencapaian keberhasilan tersebut.
    begitu sulit ketika menuangkan imajinasi dai kehidupan riil, tak segampang apa yang ada dalam imajinasi itu.
    terimakasih
    :D

    BalasHapus
  3. manajemen harapan tentunya harus dibarengi dengan tindakan yang real dan efektivitas kegiatan yang mencerminkan perubahan,,
    jiwa pemimpin dari masing-masing individulah yang akan menuntun perubahan seseorang kearah yang lebih baik..
    pengembanganorganisasikelompok11.blogspot.com
    kami harapkan kehadiran kelompok kalian dalam blogkami untuk bisa berbagi pengetahuan..
    entusiasmo di progredire insieme.!!!

    BalasHapus
  4. tepat sekali, apa yang saudara katakan.
    tapi sekali lagi bahwa sanya jiwa pemimpin itu harus terus menerus dilatih, agar nantinya bisa membawa sebuah perubahan dan pengharapan yang diinginkan.
    mencari dan terus menerus berlatih agar perubahan itu dapat kita raih.

    postinagn kelompok nya mana ???

    BalasHapus
  5. dalam sebuah perubahan memang diperlukan adanya suatu harapan. harapan tersebut harus terus dijaga dipupuk agar suatu perubahan dapat terlaksana walau kadang tak sesuai dengan apa yang diharapkan mamang butuh orang yang pantang menyerah jika mendamba sebuah perubahan...

    commentblik yapz...

    BalasHapus
  6. untuk menciptakan suatu perubahan yang sesuai yang kita inginkan tidaklah mudah, tapi dibutuhkan dorongan atau berupa stimulus dari seorang pemimpin kita, dengan tujuan kita mempunyai semangat.
    kebanyakan orang didunia ini jika melakukan sesuatu atau ingin mencipatakan perubahan harus ada dulu dorongan atau desakan dari orang lain.
    dan yang paling cepat untuk melakukan perubahan yaitu kita harus melihat keadaan sekitar kita, dengan melihat sekitar kita maka pasti ada perbedaan, kadang kita mempunyai rasa iri dengan keadaan sekitar kita,dengan rasa tersebut kita mampu atau berani melakukan perubahan.

    Tolong beri komentar pada Blog kami ya, Terimaksih

    BalasHapus
  7. astri astuti F1B008008

    di atas disebutkan ada beberapa mitos perubahan,,
    saya akan bertanya:
    dari mana mitos itu muncul dan bagaimana mengantisipasi mitos tersebut??

    BalasHapus
  8. Salam dialetika...

    Maaf sebelumnya, sekedar ikut nimbrung. Saya begitu memberikan apresiasi yg sgt besar kepada kawan-kawan yg sudah membuat blog ini. Semoga blognya tidak sekedar karena tugas semata yang kemudian akan dilupakan begitu saja. Alangkah lebih baiknya setiap orang dalam kelompok ini masing-masing membuat blog pribadi yang nantinya dijadikan sbg media bertukar pikiran. Keren kan ?

    Harus diketahui salah satu kelemahan dari para intelektual muda (baca:mahasiswa)di negeri kita adalah kurang minatnya terhadap kegiatan menulis. Semoga ini bisa dijadikan sbg momentum yg pas bagi kawan-kawan utk kembali menumbuhkan rasa semangat dalam menulis, tulislah apa yg ada dalam benak kawan-kawan, mau itu kritik sosial,budaya,politik atau sekedar curhatan belaka. Tidak perlu terpaku dan terpenjara kedalam dunia akademik yang kawan-kawan jalani, yang penting saat ini adalah biasakan menulis.

    Marilah jadi intelektual muda yang transformatif !!

    Salam

    BalasHapus
  9. ya,harapan harus selalu dijaga dengan baik.
    karena sebuah harapan adalah sebagai acuan ataupun sebagai semangat untuk perubahan.

    kelompok century.

    BalasHapus
  10. aza-aza fighting..

    mitos perubahan itu muncul dari harapan-harapan yang datang dari berita-berita dan ucapan-ucapan para pengamat, juga berasal dari imajinasi dari masyarakat yang menginginkan perubahan.
    cara utama dalam antisipasi dari mitos tersebut adalah bahwa pemimpin itu tidak selalu memberikan pengikutnya hidup dalam mitos,akan tetapi mereka diajak untuk melihat kehidupan yang jelas dan penuh realitas.

    BalasHapus
  11. yang namanya harapan belum tentu sesuai dengan keinginan kita, tetapi ketika harapan itu terwujud harus lebih dikembagkan lagi agar tidak menjadi hal yang membosankan yang nantinya malah mengakibatkan frustasi yang mendalam.. hehe... ^^ betul ora??? mungkin disinilah peran manajemen harapan dilakukan...^^

    BalasHapus
  12. deuis nisha yunitha f1b008047
    Penggantiaan pimpinan, di manapun juga, ditujukan bukan sekedar untuk memensiunkan atau mempromosikan pemimpin lama pada posisi yang lebih tinggi lagi, melainkan upaya otoritas untuk meremajakan organisasi.
    apakah ada upaya otoritas lain untuk meremajakan organisasi selain dengan penggantian pimpnan????,kalau ada apa???dan cara mana yg paling baik unutuk meremjakan organisasi itu apakah perganitian pimpinan atau cara lain tersebut(kalau ada)...

    BalasHapus
  13. Endah Ratnasari (F1B008002)

    saya ingin bertanya mengenai mitos kedua yang menyatakan bahwa "perubahan hanya dapat dilakukan oleh orang-orang muda" .
    mengapa hanya orang-orang muda saja yang dapat melakukan perubahan ? apakah tidak ada kemungkinan untuk kaum yang lebih tua dalam melakukan suatu perubahan ??
    terimaksi..
    comment juga di blog kamii yaa METAMORPHOSIS..

    BalasHapus
  14. Nofiyana D. U F1B008013 dari kelompok Inisiator
    bagaimana proeses untuk menciptakan harapan-harapan baru?

    BalasHapus
  15. dessy andi riani
    F1B008076
    saya dari kelompok the wind of change,,cuman mau bertanya..
    saya masih sedikit bingung dengan konsep inhibition & facilitation ,apakah kedua tahapan itu saling berhubungan
    ??
    dan apa maksud dari kalikat ini ?? konsep facilitation dan inhibition yang bertemu pada titik netral (zero point) dimana tidak ada kepuasan, tapi juga bebas dari ketidakpuasan..
    teimakasih coment juga ya diblog kami ...
    kelompoktigathewindofchange.blogspot.com

    BalasHapus
  16. dessy andi riani
    F1B008076
    maksud saya kalimat ,,konsep facilitation dan inhibition yang bertemu pada titik netral (zero point) dimana tidak ada kepuasan, tapi juga bebas dari ketidakpuasan..
    hee..td salah ketik ..
    terima kasih

    BalasHapus
  17. kelompok 12 (deuis)

    tentunya dalam pergantian pemimpin itu ada hal2 yang lebih spesifik,karena dalam pergantian itu terdapat sebuah harapan baru akan adanya perubahan yang lebih dari sebelumnya.
    mengenai pertanyaan saudari, secara pribadi saya menjawabnya itu tidak ada,karena kejadian yang sudah-sudah pergantian seprti itu pun lebih sering dilakukan.
    terimakasih.

    (ade luthfie jauhar arif f1b008018)

    BalasHapus
  18. endah ratnasari

    memang tidak semua perubahan berdasar pada kaum yang muda saja,dalm hal ini bisa kita ambil contoh kaum tua yang menuai perubahan seperti hal nya simon perez, mikael gorbachev, tjiang kai sek, itu suda berumur 50-60an.
    perubahan sangat diminati oleh kaum muda dan beresiko oleh kaum tua,namun hal ini tidak dapat disimpulkan bahwa kaum tua selalu anti perubahan. kaum tua dan muda sama2 mempunyai kesempatan menggoreskan pena emasnya dalam sebuah perubahan.
    terimakasih

    ade luthfie j a
    f1b008018

    BalasHapus
  19. dessy andi riani

    hmmm..ini menjadi pembahasan saya.
    bahwasanya zero point itu adalah sebuah titik tengah antara inhibition dan facilitation,dicontoh kan zero point itu sebagai alat mediasi.
    jadi pada saat pemimpin tidak berhasil dalam sebuah konsep perubahannya masyarakat tidak merasakan kepuasan juga bebas dari ketidakpuasan.
    terimakasih

    ade luthfie j arif
    f1b008018

    BalasHapus
  20. @Endah
    mitos yang menyatakan bahwa "perubahan hanya dilakukan oleh orang-orang muda", tentu saja itu tidak selalu benar. sejarah memang mencatat banyak orang-orang muda yang memotori suatu perubahan. akan tetapi banyak juga orang-orang muda yang menolak bahkan menghambat perubahan. dan seperti yang dikatakan saudara upi, banyak juga orang-orang tua yang memotori perubahan. jadi perubahan hanya dilakukan oleh orang-orang muda adalah hanya sebuah mitos yang akan mengahambat perubahan. oleh karena itu sebainya hindarilah mitos-mitos yang menghambat perubahan tersebut.
    EMILIANA (F1B008103)

    BalasHapus
  21. @NOFIYANA
    proses untuk menciptakan harapan-harapan baru yang pertama harus kita lakukan adalah menghindari mitos-mitos yang menghalangi perubahan,dengan begitu kita akan lebih percaya pada hal yang real dari pada mitos maka harapan baru itu akan muncul dalam diri kita.
    EMILIANA (F1B008103)

    BalasHapus